Selasa, 26 Maret 2019

Motivation and Job Satisfiction


Kepuasan kerja dan motivasi menjadi pembahasan utama blog aku kali ini. Beberapa waktu lalu aku mengobrol dengan salah satu temanku yang menceritakan kepuasan dirinya pada pekerjaan meskipun gajinya bisa dibilang kecil.

Dari kepuasan itulah aku ingin membahasnya secara ringkas dan jelas di sini! Mencaritahu mengapa temanku bisa merasa puas padahal bisa saja dia tidak puas karena gajinya tidak sepadan?


Kenapa seseorang bisa merasa puas dalam bekerja? Dan apa motivasinya?

Dilihat dari penjelasan buku Organizational Behavior karangan Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge: 
Job satisfaction was describes a positive feeling about a job, resulting from an evaluation of its characteristics. A person with a high level of job satisfaction holds positive feelings about his or her job, while a person with a low level holds negative feelings.
Menurutnya, kepuasan kerja didefinisikan sebagai gambaran perasaan positif tentang suatu pekerjaan yang dihasilkan dari evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan positif tentang pekerjaannya, sementara orang dengan tingkat yang rendah memiliki perasaan negatif.

Melalui buku Organizational Behavior 12th Edition, Schermerhorn, Osborn, Hunt, UHL-Bien memberi beberapa komponen kepuasan kerja:
1. The Work Itself: Tanggungjawab, minat dan pertumbuhan
2. Quality of Supervision: Bantuan teknis dan dukungan sosial
3. Relationship with Co-Workers: Harmoni sosial dan rasa hormat
4. Promotion Opportunities: Peluang untuk kemajuan lebih lanjut
5. Pay: Kecukupan pembayaran dan persepsi keadilan vis-a-vis orang lain

Komponen berfungsi untuk meningkatkan kepuasan kerja pada pekerja supaya mereka dapat bekerja dalam tim dan bertanggungjawab dengan segala tugas yang sudah diberikan. Selain itu dapat membuat para pekerja menunjukkan kelebihannya pada atasan sehingga pengangkatan karyawan dapat dia terima.

Dan, untuk mengetahui apakah seseorang puas dalam pekerjaannya atau tidak, kita dapat mengukurnya menggunakan dua pendekatan yang cukup populer atau paling sering dipakai, yaitu:
1. Menggunakan metode berupa kuesioner berisikan pertanyaan, "Seberapa puaskah kamu dengan pekerjaanmu?" kemudian pekerja akan melingkari angka antara 1 sampai 5 pada skala dari sangat puas hingga sangat tidak puas.
2. Metode kedua menggunakan identifikasi elemen-elemen dalam pekerjaan seperti mengetahui sifat pekerja, pengawasan, gaji, peluang promosi dan hubungan antar rekan kerja.

Mengukur kepuasan para pekerja sangat penting dilakukan sebab suatu perusahaan dapat menilai dan meninjau ulang peraturan yang mungkin membuat para pekerja tidak puas, hal ini bisa menjadi keuntungan bagi kedua belah pihak. Perusahaan tidak akan kehilangan pekerjanya dan pekerja dapat nyaman dan puas bekerja di perusahaan.

Kemudian untuk memberi motivasi pada pekerja, dapat diberikan hadiah berupa uang bonus di setiap lembur, gathering atau acara libur bersama dari kantor, pengangkatan karyawan yang sudah lama dan mempunyai catatan pekerjaan bagus, pembayaran gaji sesuai waktu, adanya kompresi waktu bekerja dimana kantor menawarkan empat hari kerja 10 jam dan tiga hari gratis, atau seperti yang dilakukan oleh salah satu perusahaan ponsel yang berasal dari Korea Selatan. Perusahaan tersebut memberikan gadget secara graris pada karyawannya yang mampu menjual barang produksi mereka dari jumlah serta tenggat waktu yang telah ditetapkan. Menggunakan cara seperti ini, karyawan akan termotivasi untuk bekerja.

Adapula motivasi dan kepuasan kerja terjadi karena mereka memiliki boss yang tidak pelit dan ramah, seperti teman saya yang sudah saya ceritakan di awal tadi. Meskipun gaji yang dia terima sedikit namun kebaikan boss-nya membuat dia betah bahkan meras puas telah bekerja di sana.

Sumber:
1. Schermerhorn, Osborn, Hunt, UHL-Bien. 2005. Organizational Behavior Twelfth Edition (Experience, Grow, Contribute). United States of America: John Willey & Sons Inc.
2. Robbins, S. P & Judge, T. A. 2005. Organizational Behavior. United Stated of America: Pearson Education Inc.

0 komentar:

Posting Komentar